Rabu, 26 Juni 2013

Bedak Bayi - Alternatif Obat Peminimaliris Jerawat pada Wajah Berminyak

Jerawat adalah tonjolan berwarna merah yang sering menjadi masalah bagi banyak orang. Bukan hanya mengganggu aktivitas kita, jerawat yang tumbuh pada wajah, seringkali juga membuat kita menjadi kurang percaya diri dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Apalagi bagi para wanita yang masih dalam masa remaja. Apalagi (lagi), menurut pencarian saya di situs google, salah satu definisi dari kecantikan wanita menurut kebanyakan pria adalah kulit yang bersih, sehat dan lembut. Maka pada postingan kali ini saya memtuskan untuk membahas cara meminimaliris munculnya jerawat-jerawat itu!
Seperti layaknya ABG pada umumnya, saya pribadi juga tak terlepas dari masalah j-e-r-a-w-a-t.
(Curcol bentar ya, eh agak lama sih kayaknya soalnya puanjang)
Sewaktu SD, saya memiliki warna kulit yang agak gelap dikarenakan saya sering mengikuti kegiatan-kegiatan pramuka yang tentunya selalu diadakan dibawah terik sinar matahari. Saya pun menjadi kurang percaya diri karena kebanyakan anggota keluarga saya memiliki kulit yang putih bersih, terutama Ibu dan Kakak perempuan saya (T_T).
Melihat anak perempuannya yang galau (?), Ibu saya mulai memakaikan salah satu paket produk kecantikan yang terdiri dari pembersih, pelembab dan satunya lagi saya lupa (--") pada wajah saya. Oke, semua ini saya lakukan sajalah, demi memulihkan warna kulit saya (?).
Setelah masuk SMP, Ibu saya ditawari produk kosmetik baru dari salah satu temannya. Produk itu terdiri dari krim pagi, krim yang semacam minyak (nggak tau apa namanya -_-v) dan krim malam. Okelah, karena itu saya ganti produk lagi.
Awal semua itu berjalan normal-normal saja, kulit saya telah kembali seperti semula (:p). Akan tetapi saat semester 2 kelas 2 SMP, jerawat-jerawat itupun muncul! Awalnya hanya satu atau dua di pipi namun tanpa saya sadari (saya termasuk orang yang cuek soalnya), jerawat itu semakin merajalela.
Saat itu saya tidak mencoba untuk pergi ke dokter atau tempat perawatan lainnya. Pernah saya coba menghentikan penggunaan produk itu beberapa saat, namun jerawat tetap juga muncul.
Saya berpikir mungkin ini semua hal yang wajar terjadi pada masa seusia saya. Jadi saya kurang memikirkan hal itu. Sampai pada akhirnya, banyak cacian dan cemoohan yang saya terima, mulai dari anak-anak kecil hingga teman yang ngakunya sahabat saya sendiri.  Awalnya (lagi) saya mencoba sabar menerima itu semua namun semakin lama, saya semakin merasa sakit hati dan jujur itu semua sangat mengganggu mental saya (mental breakdown -_-). Hingga sampai pada titik kulminasinya, saya pulang ke rumah dan langsung memeluk erat-erat, menangis dalam pelukan Ibu saya (saya sangat sedih mengingat kejadian itu). Saat itu, saya sangat emosi dan tentunya sedih, saya memaki-maki orang itu dalam buku harian saya (just on book).
Akhirnya saya pun kembali memakai produk itu setelah berhenti menggunakannya lagi beberapa bulan dan sekitar 1 bulan dari kejadian, Tuhan mengabulkan doa saya dan jerawat-jerawat itupun hilang satu demi satu. Tidak hanya saya yang bahagia dan bersyukur, keluarga dan teman-teman saya juga nampak senang melihat itu semua. Oiya orang itu justru malah sedang kebingungan ke dokter untuk menyembuhkan satu jerawat di pipinya karena jarang sekali atau bahkan belum pernah wajahnya ditumbuhi jerawat.
Terkadang saya merasa semua itu adalah karma yang akan selalu saya jadikan pengingat bahwa kita tidak boleh mencaci orang atas kekurangannya.
Infact, sewaktu kecil saya sering mengejek Kakak laki-laki saya yang saat itu juga mengalami masalah yang sama dengan saya dan saya pikir apa yang saya alami sekarang adalah imbas dari sebuah kesalahan masa lalu itu.
(lanjut)
Satu tahun berikutnya, saya sudah lulus dan menjadi anak SMA. Mungkin dikarenakan faktor cuaca dan polusi berlebih di sekolah baru saya, jerawat itu muncul lagi!
Kali ini saya sudah tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya pun mulai mencoba krim-krim obat jerawat di apotek. Menjelang semester 2, saya juga pergi ke dokter kulit dan menghabiskan Rp 1.000.000,00 pada awal pengobatannya (-______-)
Pengobatan di dokter kulit itu hanya berlangsung 2 kali pertemuan saja, karena saya merasa tidak enak hati pada orang tua saya dengan pengeluaran uang sebuanyak itu.
Pada awal kelas 2 SMA, saya mencoba pergi ke tempat perawatan kecantikan yang sekarang sedang marak bermunculan. 1 kali paket perawatan disana menghabiskan Rp 250.000,00. Ternyata facial itu sungguh menyakitkan! Dan kurang lebih saya hanya mampu bertahan hingga pertemuan ke 4, bukan karena persoalan facial yang menyakitkan, tapi saya merasa asing dengan wajah saya sendiri setelah menjalani itu semua. Selain itu faktor antrian yang suangat banyak yang selalu membuat saya pulang malam selama satu kali dalam 2 minggu juga termasuk alasannya. Ya memang, jerawat saya semakin membaik selama menjalani proses mengerikan itu. Akan tetapi saya berpikir pisau-pisau yang mengelupaskan jerawat-jerawat itu, mungkin malah akan merusak struktur kulit saya. Walaupun semuanya dijalani oleh orang-orang ahli, namun semuanya pasti meninggalkan efek samping di kulit saya. Jadi saya takut deh. Ibu Guru Biologi saya pun juga sepaham.
Setelah tak lagi menjalani perawatan itu, saya memilih searching di internet bagaimana cara tradisional untuk mengatasi masalah saya yang rumit ini.
Saya mendapati daun sirih sebagai obat jerawat dan saya langsung mencobanya. Saya memang merasakan perubahan pada wajah saya, wajah saya menjadi bersih dan segar, namun jerawat masih saja tetap bermunculan. Disisi lain, kuku-kuku saya menjadi kuning karena keseringan memeras daun-daun itu (-_-).
Hingga pada akhirnya salah satu teman dari Ibu saya bercerita tentang pengalamannya menggunakan bedak bayi untuk mengobati jerawat-jerawat yang pernah muncul di wajahnya.
Saya pikir bedak bayi fungsinya sama halnya dengan pelembab di pasaran. Ya, kulit saya memang cenderung kulit yang berminyak, jadi saya membutuhkan sesuatu yang dapat meminimaliris munculnya minyak itu. Telah kita semua ketahui bahwa salah satu faktor tumbuhnya jerawat adalah produksi minyak yang berlebih oleh tubuh.
Setiap bangun tidur, saya selalu mendapati wajah saya yang sangat berminyak itu. Akhirnya saya melakukan saran dari teman Ibu saya. Setiap malam saya mengoleskan bedak bayi secara merata (lebih tebal lebih baik) pada wajah saya. Dan kurang lebih 2 minggu, atas ijin Tuhan, jerawat-jerawat saya pun mengecil dan sudah tak terlalu merah merona lagi.

 (sebelum pengobatan bedak bayi)

 (setelah 2 minggu menggunakan bedak bayi)

Ya memang bekasnya masih ada banyak namun tak ada salahnya untuk dicoba bukan! Apalagi dengan cara ini kita tidak perlu merasa kesakitan dan tak perlu juga merogoh kocek dalam-dalam. Oiya sebenarrnya obat jerawat untuk setiap orang itu beda-beda, seringkali seseorang cocok dengan suatu obat namun belum tentu obat itu akan cocok pada orang lain. Akan tetapi mari mencoba berikhtiar! (^.^) Siapa tau Tuhan mengijinkan kesembuhan pada diri anda!
Sampai sekarang saya masih menjalani pengobatan murah meriah dengan bedak bayi dan alkhamdulillah keadaan saya semakin membaik.
Oiya selain menggunakan bedak bayi, dalam proses penyembuhan, saya juga punya pantangan makan.
Beberapa makanan yang harus dikurangi konsumsinya yaitu:
  • Makanan Pedas
  • Udang (padahal saya suka sekali memakannya -_-)
  • Ayam Negeri dan telurnya
  • Makanan Berminyak Berlemak (Nasi goreng dan Masakan padang contohnya)
  • Cokelat, Keju dan makanan yang manis-manis pokoknya.
Selain itu kita tidak boleh sembarangan menyentuh bagian wajah kita setiap saat karena belum tentu tangan kita bersih dari bakteri. Kita juga harus menjaga kebersihan rambut, ketika tidur kita disarankan untuk mengikat rambut dan menggunakan bando. Kita juga tidak disarankan menggunakan tisu basah.
Guru Kimia saya juga menyarankan untuk sering-sering menguap-uapkan wajah kita dengan uap nasi (maksudnya mendekatkan kita ke uap nasi). Jangan takut, hal itu tak akan berdampak pada nasi yang akan kita makan (nasinya nggak mungkin kena bakteri dari jerawat -_-). Entah faktor kimia apa yang mendasari Guru Kimia saya berkata demikian akan tetapi saya tetap mempraktekannya disamping penggunaan bedak bayi itu. Oiya kita harus selalu memastikan wajah kita selalu bersih, jangan sampai wajah kita minyakan (sedia tisu kering tetapi penggunaannya tetap dijaga, harus gonta-ganti, jangan satu tisu buat seharian -_-).
Apalagi ya yang bisa saya tulis kali ini. Saya takut anda bosan untuk membaca semua ini (emang siapa yang mau baca?) Mungkin sekian dulu ya. Oiya semua yang saya tulis ini merupakan kenyataan yang benar-benar saya alami. Memiliki wajah yang putih bersih juga merupakan salah satu dream yang tertulis di dreams book saya lho.


Oiya ini bukan bermaksud iklan produk (hehe). Terkadang obat jerawat saya ini memiliki efek samping yang sungguh mengganggu yaitu membuat penggunanya mengantuk saat belajar (YA JELASLAH ITU KAN "BED TIME!")
Selamat Mencoba! GOD BLESS YOU!

9 komentar :

  1. kalo saya dapat saran dr dokter kulit saya kalo jerawatan nggak boleh pake bedak bayi. karena formulanya jauh beda dgn bedak khusus jerawat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih informasinya. Jujur saya kurang tau efek medisnya seperti apa. Sebagian yang saya tahu memang jika bedak ini terhirup terus-menerus maka bisa memungkinkan gangguan nafas dan paru-paru, selain itu bisa menyebabkan gatal atau iritasi apabila penggunaannya tidak cocok dengan karakteristik kulit wajah kita. Mungkin bisa dilihat ketika penggunaan bedak ini justru menimbulkan ruam di wajah, lebih baik ditinggalkan.

      Tujuan saya menulis artikel ini untuk sharing pengalaman saja.Terima kasih atas sarannya :D

      Hapus
  2. Jerawat akan sembuh dengan izin Tuhan

    BalasHapus