Senin, 01 Agustus 2016

Motivation Letter


Sebenarnya agak ngakak ketika baca ulang motivation letter ini. Motivation letter ini ditulis buat memenuhi tuntutan tugas english business beberapa waktu lalu hehe ya tapi boleh banget kalau mau dijadikan rujukan nih :) Sama sekalian doain ya motivation letternya bisa beneran diacc bukan cuma hoax XD
 
Motivation Letter

Yogyakarta, 19 April 2016
Admission Department
School of Art, Design and Media
Nanyang Technological University

My name is Nelly Ifada. I am still studying in Yogyakarta State University with major in Management.
Since I was in Play Group, I have a big interest and passion in Art. It has grown since I was a little girl when I found a lot of used books in my home. I started to draw line and day by day it made a progress. During Elementary School until Senior High School, I always choose Art as my extracurricular. Eventhough, I choosed to study in General School. Sometimes, I was selected to join Art Contest. Several times, I got gold medal in Art.
When I was teenager, I have always dreamt to be designer. But my art teacher told me that my art character was not appropriate in that side. He told me that my character was in comic. He help me to draw various expressions and supported me to be more expressive in my art. I guest what he said was true. But in other side I think my passion is not drawing comic too because I seldom read comics.
In my Senior High School, I think I have found my new hobby. Photoshop. It is like an amazing software. Last time, I must used paint, brush and other equipments to draw but now I just need my cursor to do that. It is clean enough. I am interested to know more about this software. I like to browse with using my internet. But my Father didn’t agree when I want choose Design as my major. I think it is okay for my hobby. I also like Business. When I am studying in YSU, I was selected to be chief of Media Department in my organization.  I have big chance to study more about Design Graphic.
So with these reasons above I am giving try for myself to be a part of the Nanyang Technological University’s Exchange Program. I want practice my skill in Design Graphic. I’m sure by participating in Exchange Program I will earn more knowledge and valuable experience, and at the same time share it with other people for a better future of us all.

Regards,
Nelly Ifada

Aliran Anugerah





Nelly Ifada. Nelly memiliki makna “Yang Mengalir” dan Ifada yang bermakna “Anugerah”. Saya mengartikannya dengan “Anugerah yang Mengalir” atau “Aliran Anugerah”. Setidaknya itulah harapan besar orang tua saya atas kelahiran anak keempat mereka di tahun 1997 lalu. Saya lahir di Magelang, Jawa Tengah tepatnya pada hari Kamis Wage tanggal 11 September. Saya merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Ragil (bahasa Jawa:  anak terakhir) sulit untuk dipisahkan dari kata “dimanja” di lingkungan keluarganya. Saya bersyukur bisa mendapat begitu banyak kasih sayang dari orang tua saya, Muh Aslam dan Rohmah. Begitu pula dengan ketiga kakak saya, si sulung perempuan dan dua kakak laki-laki, mereka juga yang senantiasa hadir menyayangi dan melindungi saya. 

Saya lahir, dibesarkan dan menghabiskan hampir seluruh waktu dalam hidup saya di sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Magelang. Daerah itu disebut Salaman. Salaman dalam bahasa Jawa berarti berjabat tangan. Terdengar asing ketika suatu daerah dinamai demikian. Saya pun tidak tahu asal-usul pemberian nama tersebut. Rumah saya terletak tepat di belakang Terminal Salaman. Ya di daerah Terminal. Banyak orang yang langsung berpandangan negatif dengan daerah tersebut. Kekerasan, minuman keras dan judi sudah pernah terjadi disini. Setidaknya sampai saat saya tumbuh dewasa, saya tak pernah mendengar hal-hal itu terjadi lagi disini. Alhamdulilah.

Saya mengkhatamkan pendidikan saya dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama di Salaman. Hanya berjarak beberapa kilometer dari rumah. Saya merupakan siswi dengan prestasi akademik lumayan di sekolah walaupun tak pernah mendapat juara satu saat kenaikan kelas. Saya bangga dengan setiap hasil kerja keras saya. Mencontek adalah perbuatan yang paling saya hindari saat itu. Rasanya hampa saat kita mendapat hasil yang bagus namun dibalik itu terdapat kebohongan.

Menginjak masuk SMA, saya memilih untuk bersekolah di Kota Magelang. Saya dan beberapa yang lain menjadi anak kabupaten yang memilih bersekolah di kota. Alhamdulillah saya bisa menjadi bagian dari sekolah yang berhasil meraih peringkat satu se Jawa Tengah kala itu. Rasa bahagia dan takut membaur menjadi satu. Bahagia karena bisa bersekolah di tempat yang dimimpikan banyak orang. Sementara disisi lain ada rasa takut bergaul dengan anak-anak kota yang identik dengan hedonism.  Ya setelah saya menjalaninya, memang mereka sangat addict  dengan barang-barang branded dan kehidupan yang glamour. Perilaku mereka yang seperti itu sudah seakan menjadi virus bagi orang-orang kabupaten seperti saya. Jika tidak berhasil membaur maka akan tersingkir. Tergiur untuk melakukan hal yang sama pasti pernah saya rasakan. Namun disisi lain, saya bangga pernah menjadi bagian dari sekelompok orang hebat itu. Mereka sangat kompetitif dalam meraih prestasi akademik maupun non akademik. Sekumpulan orang dengan ide-ide kreatif yang mampu mencetak begitu banyak penghargaan di tingkat kota maupun provinsi. Sayangnya saya belum bisa meniru jejak mereka kala itu. 

Semasa SMA, saya menemui beberapa beda pendapat dengan Bapak saya. Menjelang kenaikan kelas sebelas, saya berniat untuk memilih jalur ilmu sosial sebagai konsentrasi saya. Namun Bapak menginginkan anak bungsunya ini masuk jalur ilmu pengetahuan alam. Dengan jalur itu Bapak ingin anaknya lebih mudah masuk universitas. Awalnya saya menolak karena itu memang berbeda dengan minat dan kemampuan saya. Apalagi sejak awal orang tua saya menginginkan saya menjadi seorang entrepreneur lalu mengapa saya tidak mengambil konsentrasi yang senada dengan itu. Akhirnya saya memilih menuruti pilihan Bapak. Setelah itu saya belajar keras agar bisa mewujudkan keinginan Bapak karena bisa dibilang masuk jalur IPA di sekolah itu tidak mudah. Alhamdulillah saya berhasil melaluinya. Diluar dugaan saya, prestasi saya justru meningkat dengan memasuki jalur itu. Awalnya memang sangat susah untuk beradaptasi dengan mata pelajaran yang bahkan sama sekali saya tidak sukai itu. Saya sebut ini sebagai “Ridha Orang Tua”. Ketika orang tua sudah ridha dengan apa yang anaknya lakukan maka Allah juga akan ridha terhadapnya. Belajar sains justru merupakan sebuah tantangan dan hal yang menyenangkan bagi saya.

Perdebatan mulai timbul kembali ketika saya hendak memutuskan untuk memilih jurusan kuliah ketika menjelang UN. Bapak ingin anaknya memilih jurusan berbau ekonomi agar selanjutnya bisa meneruskan bisnis keluarga. Ya awalnya saya memang sudah tau bahwa saya harus memilih jurusan itu setelah masuk ke jalur IPA. Namun sepertinya saya sudah jatuh cinta pada ilmu alam. Kala itu saya ingin masuk jurusan Arsitektur. Sungguh berbeda dengan pilihan keluarga saya. Sejak kecil saya gemar menggambar dan hobi ini terus berlanjut hingga saya dewasa. Saya suka seni dan menghitung angka-angka juga merupakan hal yang menantang bagi saya. Seperti sebelumnya, saya juga memilih untuk mengikuti pilihan orang tua. Sedih itu pasti. Dibully karena merebut lahan anak IPS juga saya pernah alami. 

Mendaftar masuk perguruan tinggi merupakan pengalaman yang luar biasa. Air mata banyak bercucuran menemani perjuangan saya. Bapak tidak ingin anaknya belajar jauh dari rumah akhirnya hanya Yogyakarta yang bisa menjadi tujuan saya. Tiga kali saya ditolak masuk jurusan dari universitas yang saya tuju. Saat itu memang bisa dibilang saya masih setengah hati menjalankan pilihan orang tua saya. Berbeda dengan memilih konsentrasi di SMA, saya begitu memperjuangkan pilihan itu agar terwujud walaupun saya tidak yakin akan menyukainya. Pada akhirnya saya gagal. Kegagalan paling pahit yang pernah saya rasakan. Merasa gagal untuk mewujudkan pilihan orang tua di jurusan dan universitas yang mereka inginkan. Saya menyadari bahwa sebuah keikhlasan juga diperlukan dan bukan hanya tindakan semata.

Akhirnya sekarang saya menuntut ilmu di Kampus Pendidikan dengan tetap mengambil konsentrasi yang orang tua saya inginkan. Bisa dibilang sampai sekarang saya masih belajar untuk mencintai keputusan ini. Namun inilah pilihan dari Allah. Bukan pilihan saya maupun kedua orang tua saya. Sekarang saya menjadi mahasiswi sekaligus santri di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Alhamdulillah keduanya bisa berjalan lancar. IPK yang lumayan dan mengimbanginya dengan belajar ilmu agama. Harapan saya sekarang, saya bisa mengusahakan ilmu dunia dan akhirat dengan beriringan.

Semester empat lalu, saya juga menyalurkan hobi saya di bidang desain dengan usaha desain kecil-kecilan bersama dengan beberapa teman kuliah.  CORArtwork, itulah nama usaha kecil-kecilan kami. Ya sejak SMA, saya mulai tertarik dengan aplikasi desain grafis. Ketika dibangku kuliah, saya mulai menggunakannya kembali untuk keperluan organisasi. Akhirnya sekarang hobi itu menjadi ladang bisnis kecil-kecilan. Saya memang masih amatir. Saya merasa puas jika desain yang saya rancang bisa disukai pemesan dibanding memperhitungkan profit yang akan saya terima. Ya bisa dibilang saya masih lebih berjiwa seniman ketimbang seorang entrepreneur.

Hingga detik ini banyak pelajaran kehidupan yang dapat saya ambil dari perjalanan ini. Entah hari esok apa yang akan saya lakukan. Saya berharap Allah terus meridhai langkah yang saya pilih. Semoga apa yang saya lakukan bisa bermakna baik untuk orang-orang di sekitar saya layaknya aliran anugerah yang terus mengalir tanpa henti.

Minggu, 31 Juli 2016

Mandela: Long Walk to Freedom


 

Nelson Mandela. Ketika masih duduk di bangku sekolah, saya sempat beberapa kali mendengar namanya di televisi. Awalnya yang saya tahu, ia adalah Presiden Afrika Selatan. Ya sosok Presiden yang patut dihormati sama dengan pemimpin negara pada umumnya. Akan tetapi apa yang membuat ia begitu terkenal dan dikagumi. Namanya tak hanya dikenal di negara yang ia pimpin tapi juga menyebar hampir di penjuru dunia. Saat itu juga saya mulai mengetahui bahwa ia menyimpan legenda yang luar biasa, ia merupakan sosok yang pernah memperjuangkan revolusi anti apartheid dan menyerukan persamaan ras di tanah Afrika. Namun sebatas itu saja informasi yang saya tahu. Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan yang dahulu pernah memperjuangkan hak asasi yang seharusnya dimiliki bangsa kulit hitam. Ketika saat ini saya mendapat tugas untuk menonton film bertema diversity dan ethics, saya teringat kembali dengan sosok Nelson Mandela. Saya ingin mencari tahu tentang kisah Presiden Afrika Selatan itu. Ternyata banyak sekali film yang menggambarkan kisah perjuangan Nelson dan akhirnya saya memilih film yang paling baru dirilis. Mandela: Long Walk for Freedom, film garapan Sutradara Justin Chadwick ini menceritakan kisah perjalanan anak muda dari golongan kulit hitam yang mengorbankan hampir setengah dari hidupnya itu memperjuangkan persamaan ras di negaranya. 

Alkisah, ia merupakan remaja yang berprofesi sebagai seorang pengacara. Disinilah ia banyak menyadari bahwa orang-orang berkulit hitam sepertinya banyak mendapat ketidakadilan perlakuan oleh kelompok kulit putih. Tak hanya itu bahkan kaumnya mendapat ketidakadilan di mata hukum. Bersamaan dengan itulah ia bertemu dengan Ahmed Kathrada, Walter Sisulu dan kawan-kawan seperjuangannya. Mereka meyakini bahwa persamaan ras wajib diperjuangkan di negara itu. Sekelompok pemuda kulit hitam ini yakin bahwa satu atau dua orang tak cukup untuk melawan kekejaman para petinggi disana karena persatuan adalah kunci awal dari perjuangan. Dengan ini mereka bersama mantap menyatukan suara dengan para penduduk desa untuk melawan para penguasa daerah. Demo pun mereka galakkan. Disini saya juga baru mengetahui bahwa ternyata saat akan menggunakan kendaraan umum pun mereka mendapat perbedaan perlakuan dari negara. Di dalam kereta ada beberapa kelas VIP yang dikhususkan untuk ras kulit putih sedangkan warga kulit hitam hanya bisa menaiki kelas biasa. Ternyata dalam hal-hal sepele, perbedaan warna kulit selalu diungkit untuk menentukan sebuah keputusan. Sekelompok pemuda ini semakin geram dan lebih giat untuk menyuarakan pendapat mereka ke seluruh penjuru Afrika Selatan. Langkah mereka tentu membuat suasana pemerintahan kala itu semakin panas sehingga pada akhirnya para pelopor anti apartheid itu menjadi buronan negara. Mereka harus rela berpindah-pindah tempat untuk menghindari serangan polisi dengan sambil terus menyuarakan gerakan anti apartheid ke desa-desa yang mereka jumpai. Ya disini saya melihat betapa besar kesungguhan mereka memperjuangkan hak bangsa kulit hitam. Bisa dibilang bahwa keluarga mereka telah dinomorduakan untuk kepentingan mulia ini. Istri pertama Mandela sendiri berkata bahwa suaminya sudah berlebihan, ia lebih menyayangi nasib anak-anak di luar sana daripada anak laki-lakinya sendiri. Akhirnya istri Mandela pun pergi dari rumah karena tak bisa menerima perlakuan dari suaminya itu. Mandela saat itu resmi bercerai dengan istrinya dan menjadi buronan yang paling dicari di Afrika. Mereka sungguh hanya memperjuangkan keadilan dibanding kebutuhan pribadi mereka.

Setelah bertahun-tahun, Mandela yang kala itu sudah memiliki dua anak perempuan hasil dari pernikahan dengan istri keduanya, akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi. Ketika di pengadilan, ia sebagai juru bicara dari kelompoknya menyatakan bahwa mereka siap di hukum mati dengan persyaratan bahwa pemerintah harus mengakui persamaan hak antara kaum kulit putih dan kulit hitam. Namun keinginan mereka ditolak oleh Hakim, Mandela dan kawan-kawannya dijatuhi hukuman seumur hidup. Mereka dibawa ke sebuah pulau terpencil untuk menjalani sisa hidup mereka. Namun perlakuan yang mereka dapatkan sungguh tidak manusiawi. Mereka diperlakukan layaknya kawanan binatang. Polisi-polisi itu mempekerjakan mereka seperti budak, mengolok-olok mereka bahkan membiarkan mereka terkena guyuran hujan di tengah malam tanpa sehelai pakaian. Emosi mereka benar-benar diuji. Seberat apapun penderitaan yang mereka hadapi disana, hebatnya mereka tetap saling mendukung satu sama lain.

Hingga sampai saat dimana Mandela mendapat pukulan hebat karena harus ditinggal Ibu kandung dan anak laki-laki dari pernikahan pertamanya yang meninggal dunia. Disaat bersamaan ia juga mendapat kabar bahwa Winnie, istri Mandela akan segera dipenjara. Sepeninggal suaminya yang harus menjalani hukuman seumur hidup didalam jeruji besi, Winnie Mandela berperan sebagai pengganti suaminya untuk meneruskan perjuangan gerakan anti apartheid. Ia pun harus rela meninggalkan kedua anak perempuannya yang saat itu belum genap lima tahun. Itulah saat-saat terburuk yang dialami Nelson Mandela, ia tak diperbolehkan melihat pemakaman Ibu dan anak laki-lakinya sementara disisi lain ia juga harus menyadari bahwa diluar sana kedua anaknya yang lain sedang berjuang mempertahankan hidup tanpa belaian seorang ibu yang harus mengalami hukuman penjara. Terasa pilu ketika harus melihat para pejuang yang hendak menegakkan keadilan justru harus membayar hidupnya dengan penderitaan luar biasa yang saat itu tetap tidak berdampak apapun pada kondisi pemerintahan negaranya. Ya penindasan tetap terjadi terhadap kaum kulit hitam di Afrika Selatan kala itu.

Puluhan tahun akhirnya berlalu, Nelson dan kawan-kawannya sudah berubah menjadi sekelompok pria tua  yang tetap pasrah menjalani kehidupannya di penjara. Scene yang paling mengharukan menurut saya saat itu adalah ketika Nelson bertemu dengan anak perempuannya yang telah tumbuh dewasa. Zindzi Mandela yang sudah mendapat ijin untuk bertemu sang Ayah yang tak pernah hadir menemani masa-masa kecilnya. Dalam satu tahun selama di penjara, Nelson hanya diberikan kesempatan satu kali untuk mengirimkan dua lembar surat kepada putri dan istrinya. Mereka yang telah berpisah selama 16 tahun akhirnya dapat saling bertatap muka. Keinginan kecil untuk saling menyentuh terhalang kaca besi besar yang menghalangi mereka. Dengan kemajuan teknologi yang ada, Zindzi bertekad untuk memberitahu kepada seluruh dunia bahwa ketidakadilan telah terjadi di negaranya. Ia berhasil menarik dukungan dunia untuk ikut serta dalam aksi pembebasan Nelson Mandela. Tuntutan pembebasan Nelson Mandela dan kawan-kawannya terus disuarakan di berbagai dunia. Pemerintah pun semakin tertekan. Mereka akhirnya mengambil tindakan untuk memindahkan para narapidana itu menuju penjara baru yang lebih manusiawi setelah 18 tahun diasingkan di pulau terpencil itu.

Posisi pemerintah semakin tersudutkan ketika dunia terus meminta pengakuan persamaan ras di Afrika Selatan. Akhirnya mereka meminta Nelson untuk menghadiri sebuah perundingan. Nelson tetap teguh pada pendiriannya bahwa kaum kulit hitam harus mendapat perlakuan yang sama seperti halnya yang didapat kaum kulit putih. Salah satunya seperti one man, one vote. Selama ini kaum kulit hitam kurang diakui suaranya dalam pemilihan umum sehingga kursi pemerintahan selalu dikuasai oleh bangsa kulit putih. Sebenarnya populasi orang kulit hitam yang tinggal di Afrika Selatan lebih banyak daripada orang kulit putih. Nelson mengancam kepada para petinggi itu bahwa ketika persamaan hak belum dilakukan, ia memastikan bahwa kaumnya akan terus melakukan pemberontakan. Perundingan sengit terus dilakukan mengingat kondisi Afrika Selatan yang semakin memburuk. Puncaknya sampai dimana keputusan pembebasan Nelson dan kawan-kawannya disetujui oleh Presiden. Peristiwa itu terjadi di tahun 1990 setelah selama 28 tahun mereka ditahan. Bangsa kulit hitam sangat bahagia mendengar kebebasan para pelopor anti apartheid itu.

Sedikit demi sedikit hak asasi kulit hitam mulai diakui. Seiring berjalannya waktu hal buruk terjadi, kaum kulit hitam yang menduduki populasi mayoritas di Afrika Selatan menolak dengan keras kekuasaan yang dipimpin oleh kaum kulit putih. Mereka bahkan menolak untuk berbagi kursi kekuasaan dengan bangsa kulit putih. Kaum kulit hitamlah yang mereka yakini harus menguasai negara asalnya itu. Pemberontakan kembali memuncak. Winnie Mandela yang juga merupakan aktivis juga ikut menolak kehadiran kaum kulit putih di pemerintahan. Hal ini sangat berkebalikan dengan misi suaminya, Nelson Mandela. Nelson menginginkan sebuah perdamaian antara kulit hitam dan putih dengan adanya persamaan hak diantara mereka. Bukan berarti saat setelah kulit hitam diakui maka mereka harus berbalik menindas kaum kulit putih dengan tidak mengijinkan mereka duduk di kursi pemerintahan. Menurutnya tak masalah ketika kaum kulit hitam dan putih harus berbagi kekuasan untuk mewujudkan negara yang lebih baik karena kaum kulit putih juga mempunyai hak andil untuk memperjuangkan negaranya. Perbedaan pendapat antara suami istri ini berujung pada gugatan cerai Nelson kepada Winnie, wanita yang selama puluhan tahun telah mendukung usahanya memperjuangkan hak kaum kulit hitam. Saat itu Nelson diberi kepercayaan untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden Afrika Selatan. Ia meminta warganya untuk dapat menerima persamaan dan menggunakan hak pilih mereka dengan sebaik-baiknya di pemilihan umum nanti.

Kabar baik diterima oleh Nelson, ia berhasil terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan. Presiden yang akan memberikan persamaan hak kepada yang hitam atau yang putih. Presiden yang ingin membawa Afrika Selatan dalam kedamaian dan persatuan diatas perbedaan yang ada diantara meraka. Long Walk to Freedom dalam judul film ini benar-benar menyiratkan perjalanan panjang seorang anak dari suku daerah terpencil Afrika yang akhirnya mampu mewujudkan kebebasan kaum kulit hitam dari penindasan dan ketidakadilan yang dialami selama puluhan tahun. Mereka akhirnya dapat hidup saling berdampingan bukan memilih membalas dendam atas penderitaan yang bertahun-tahun dialami.

Nilai moral yang dapat saya petik setelah melihat kisah ini adalah kerelaan Nelson untuk menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam memperjuangkan keadilan. Ia mengesampingkan kepentingan pribadinya demi kepentingan seluruh rakyat di Afrika Selatan. Walaupun kenyataan-kenyataan pahit harus ia alami sepanjang berjuang menegakkan anti apartheid namun ia tak pernah mengurungkan niatnya. Menurut saya, ia merupakan sosok yang mengagumkan. Membayangkan harus berpisah dengan pasangan yang sangat dicintainya, tak mampu melihat pertumbuhan anak-anaknya dan mendapat siksaan yang kejam pasti merupakan hal yang sangat berat untuk diterima. Akan tetapi Nelson begitu juga dengan kawan-kawannya tidak berbalik membenci dan menyayangkan tindakan yang pernah mereka lakukan. Mereka bertekad tak akan pernah berhenti menjalankan misi mulia itu. Hingga pada akhirnya impian mereka tercapai. Buah hasil yang akhirnya Nelson dan kawan-kawannya petik tidak mendustai perjuangan panjang yang telah mereka lakukan. Keadilan telah ditegakkan di tanah Afrika Selatan. Amandla (power)! Awethu!


Kamis, 12 Maret 2015

SISTEM EKONOMI DUNIA



  1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS (LIBERALIS)
Ciri-ciri ekonomi kapitalis:
a)    Bebas memiliki alat-alat dan sumber-sumber produksi, baik perorangan maupun kelompok,
b)   Setiap individu bebas memilih pekerjaan,
c)    Hak milik perorangan dijamin sepenuhnya,
d)   Kegiatan ekonomi sebagian besar dilakukan oleh swasta,
e)    Peran pemerintah dalam perekonomian dibatasi,
f)     Modal (kapital) mempunyai peran yang terpenting dalam kegiatan ekonomi,
g)    Bebas menciptakan persaingan dan bersaing dengan cara apa pun, dan
h)   Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari keuntungan sendiri.
Kelebihan ekonomi kapitalis:
a)    Setiap individu diberi kebebesan dan kesempatan untuk berusaha sehingga muncul persaingan yang mendorong kemajuan usaha.
b)   Setiap individu bebas memilih bidang usaha yang disukainya sehingga mereka dapat bekerja lebih maksimal.
c)    Produksi barang dan jasa berdasarkan kepada kebutuhan pasar, yaitu kebutuhan masyarakat. 
d)   Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya.
e)    Distribusi pendapatannya cenderung lebih adil karena setiap orang mendapatkan hasil sesuai dengan kinerjanya.
Kelemahan ekonomi kapitalis:
a)    Kebebasan berusaha menyebabkan adanya kelompok yang sangat dominan, sementara ada kelompok yang lemah sehingga menimbulkan kesenjangan yang tinggi antara si kaya dan si miskin.
b)   Menimbulkan monopoli oleh pihak swasta yang merugikan masyarakat.
c)    Menimbulkan eksploitasi terhadap SDM dan SDA akibat perusahaan swasta terlalu profit oriented.
d)   Tidak ada pemerataan pendapatan karena setiap individu berlomba-lomba mencari keuntungan pribadi.
e)    Orang yang tidak memiliki sumber daya untuk dijual akan sulit bertahan bertahan hidup.

2.      SISTEM EKONOMI KOMANDO
Ciri-ciri ekonomi komando:
a)    Tidak adanya kebebasan dalam memiliki alat-alat dan sumber-sumber produksi, baik perorangan maupun kelompok,
b)   Setiap individu tidak bebas memilih pekerjaan karena telah diatur oleh pemerintah,
c)    Tidak mengenal istilah “Hak milik perorangan”,
d)   Kegiatan ekonomi sebagian besar diatur oleh pemerintah,
e)    Peran pemerintah sangat dominan,
f)     Dalam melakukan tindakan ekonomi diutamakan untuk kepentingan negara.
Kelebihan ekonomi komando:
a)    Adanya pemerataan distribusi pendapatan untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga mempersempit kesenjangan dalam masyarakat.
b)   Tidak adanya monopoli oleh pihak swasta karena semua sektor diatur oleh pemerintah untuk kepentingan rakyat.
c)    Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga pemerintah mudah melakukan pengawasan terhadap jalannya perekonomian negara.
d)   Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga untuk melindungi masyarakat.
Kelemahan ekonomi komando:
a)    Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua inisiatif dan inovasi diprakarsai oleh pemerintah.
b)    Adanya pasar gelap yang diakibatkan oleh pembatasan yang terlalu ketat dari pemerintah.
c)     Anggota masyarakat tidak bebas untuk menentukan jenis pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.
d)    Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.
3.      SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran:
a)    Sumber-sumber daya yang vital dan menyangkut kepentingan masyarakat luas dikuasai oleh pemerintah.
b)   Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi.
c)    Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi pada sektor-sektor yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
d)   Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
e)    Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
f)     Jenis, jumlah, dan harga barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar. 
g)    Pemerintah dapat melakukan kebijakan kontrol harga di saat  kondisi perekonomian negara dalam keadaan genting.

          Kelebihan sistem ekonomi campuran:
a)    Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan masayarakat.
b)   Hak individu/swasta diakui dengan jelas selama tidak bertentangan dengan aturan pemerintah.
c)    Harga lebih mudah untuk dikendalikan karena pasar dan pemerintah sama-sama memiliki andil dalam perekonomian.
Kekurangan sistem ekonomi campuran:
a)    Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
b)   Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan sedikit sekali pengawasannya.



NELLY IFADA 14808144004
THALIA AMNESTI SIMANJUNTAK 14808144013